Mawar, Kith, dan Revisi
“Kangeennnnnn..” Ini Danny, seraya merentangkan tangannya lebar-lebar dan segera berhambur ke pelukan kesayangannya itu.
“Lebay!!” Ledek Altha, kemudian ia melepas pelukan singkat mereka.
Danny tersenyum sembari mengusap pelan puncak kepala Altha. Setelahnya, lelaki itu mengambil sesuatu dari saku jasnya.
“For you.” Katanya saat memberikan sekuntum bunga mawar putih yang ia genggam pada Altha.
“Eh?”
“Maaf, ya, semalem aku bikin kamu khawatir.”
“Oh...” Altha mengangguk paham, kemudian menerima mawar itu. “Thank you.”
“You're welcome, Love.” Danny mengusap pelan pipi kesayangannya itu.
“Sekarang buat aku mana?”
“Hah?”
“Ih, Babe!” Danny memanyunkan bibirnya dengan gemas. “I need your kith right now!!”
“Astagaaaa!” Altha tertawa. “Okay-okay. Get ready, Sir!”
Ya, satu kecupan pun mendarat halus di pipi kiri Danny- bersamaan dengan pintu ruangan yang diketuk dan seseorang muncul dari balik sana.
Ketiganya terkejut dan berdiri mematung di tempat masing-masing.
“E-Eh, s-sorry, Dan. Gue-”
“Santai, Sa. Duh jadi gue nih yang ga enak sama lo.” Danny tertawa dan segera menghampiri Asahi yang sedang berdiri di ambang pintu. “Ayo masuk dulu!”
Dengan canggung, Asahi pun masuk ke dalam ruangan itu dan mendapati Altha yang segera mengalihkan pandangannya saat mata mereka bertemu.
“Ada perlu sama Al?”
Ia mengangguk dan mengangkat sebuah file yang ada di tangannya. “Tadi baru sempet gue cek dan ternyata masih perlu di revisi.”
“Yang,” Danny menepuk pelan bahu Altha dan menyadarkan wanita itu dari lamunannya.
“E-eh? I-iya, Pak. Bagian mana, ya, yang perlu direvisi?”
“Bagian tengah sampai akhir, Al.” Asahi menyerahkan file itu pada Altha. “Makasih sebelumnya.”
“B-baik, Pak.”
Danny yang sedari tadi tersenyum itu kini kembali bersua, “Bunda gue nyariin lo mulu, Sa. Lo disuruh mampir ke rumah kalau lagi gak sibuk.”
“Iya, nanti gue mampir.” Jawabnya sembari tersenyum samar.
Entahlah, dirinya seolah belum bisa menerima kejadian yang ia lihat beberapa saat yang lalu.
***