Family Gathering
Altha tersenyum senang saat merasakan kehangatan dalam moment Family Gathering super dadakan kali ini.
Rasanya baru beberapa jam yang lalu Danny dengan bangga mengenalkan dirinya pada Dokter Juna dan Tante Vera (Mami Dokter Juna). Namun, entah mengapa kini Altha justru merasa seolah dirinya telah mengenal lama Dokter Juna dan Tante Vera karena kepribadian mereka yang periang, supel, dan super ramah.
Bunda dan Tante Vera masih asik bersenda gurau melepas rindu mereka. Juna dan Danny juga tak berhenti tertawa saat bernostalgia mengingat masa-masa remaja mereka.
“Om! Liat! Butelflai-nya banyak sekali!” (Udah bukan bush-el-flai lagi^^)
“Iya, Miwa. Yuk sini yuk! Om Adam capek, duduk dulu.”
Altha kembali mengulum senyumnya saat mendengar percakapan lucu itu.
“Jun, toilet dimana, ya?” Tanya Tante Vera.
“Di sana, Mi. Mami mau ke toilet? Ayo Juna anter.” Dengan sigap Juna langsung bangkit dari duduknya dan bergegas mengantar Tante Vera.
“Gimana, Bun? Seneng?” Ini Danny yang tiba-tiba menghampiri Altha dan Bunda.
Bunda tersenyum, “Seneng..”
Danny ikut tersenyum mendengarnya.
“Oh, ya, Dan..” Lanjut Bunda kemudian.
“Kenapa, Bun?”
Bisa terlihat jelas raut wajah Bunda menampilkan kekhawatiran yang kentara, seolah ragu untuk mengatakan hal ini pada anak sulungnya itu.
“K-Kamu.. Udah tau.. kabar Ayah.. sekarang?”
and yes yarobun..
Wajah Danny berubah drastis, senyum diwajahnya mendadak hilang entah kemana. “Udah berapa kali sih, Bun, aku bilang kalau aku gak punya Ayah?”
“Kemarin Dean kabarin Bunda kalau-”
“Stop dengerin dia, Bun! Bunda harusnya gak perlu nanggepin anak gak jelas kayak dia.”
“Shh, Yang! Gak boleh gitu!” Ini Altha yang mengambil alih saat emosi Danny mulai terpancing.
Danny menarik dan membuang nafasnya, “Maaf, Bun.” Kata lelaki itu kemudian; menyesal karena sempat berbicara keras pada Bundanya.
Bunda tersenyum samar, “Dean gak salah, Nak.”
”...”
“Tolong hilangin atau setidaknya kurangin ego kamu,”
”...”
“Bunda aja bisa maafin Ayah, masa kamu enggak?”
***